Dolar masih cenderung menguat terhadap mata uang lainnya didukung oleh komentar dari pejabat Fed yang akan menaikkan kenaikan suku bunga acuan Fed dalam waktu dekat ini dan masih akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk beberapa waktu hingga tercapai target inflasi yang diinginkan. Setelah menaikkan suku bunga acuan 75 bps untuk kedua kalinya pada pertemuan moneter pekan lalu, pejabat Fed kembali terbuka memberikan pernyataan dalam beberapa kesempatan berbeda. Namun kesemuanya masih sepakat untuk menaikkan suku bunga acuan lagi mengingat angka inflasi yang masih tinggi dan tanda-tanda mereda belum nyata. Suku bunga yang saat ini mencapai 2.50% sudah menyamai kondisi suku bunga saat sebelum pandemi, namun inflasi masih cenderung naik yang membuat Fed masih perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut. Fundamental ekonomi di sektor jasa yang diluar perkiraan meningkat juga semakin memperkuat sentimen positif untuk dolar. ISM melaporkan sektor jasa meningkat cukup mengejutkan, 56.7 jauh lebih baik dari perkiraan turun ke 53.5 dari periode sebelumnya 55.3. Sekaligus mengakhiri penurunan berturut-turut dari 3 bulan sebelumnya. Sementara data Factory Order juga meningkat ke 2.0% yang juga lebih baik dari perkiraan turun ke 1.3% dari periode sebelumnya yang juga di revisi lebih baik dari 1.6% menjadi 1.8%. Mulai lancarnya pasokan bahan baku dan harga yang relatif stabil kembali meningkatkan permintaan sekaligus memberikan gambaran bahwa ekonomi tidak dalam ancaman resesi. Sementara kunjungan Ketua DPR AS – Nancy Pelosi di Taiwan membuat China memulai latihan militer di sekitar Taiwan. Disaat kategangan geopolitik meningkat akan membuat permintaan akan safe haven meningkat dalam hal ini mata uang dolar sebagai mata uang yang paling likuid. Hari ini akan dirilis data sektor tenaga kerja berupa data PHK dari Challenger dan laporan mingguan klaim pengangguran serta data neraca perdagangan. Sebelum data sektor tenaga kerja penting lainnya yaitu Non-Farm Payroll yang akan dirilis besok. Sementara Gubernur Fed Cleveland – Loretta Mester dijadwalkan akan berpidato pada Klub Ekonomi di Pittsburg, AS.
Euro relatif flat namun cenderung tertekan terhadap dolar seiring dengan data fundamental ekonomi di kawasan ini yang melemah. Walau data PMI di sektor jasa walau naik ke 51.2 diatas perkiraan di 50.6 namun turun cukup signifikan dari periode sebelumnya 53.0. Ini merupakan level terendah dalam 6 bulan terakhir. Dan secara komposit indeks outputnya turun menjadi 49.9 dari periode sebelumnya 52.0, yang juga merupakan level terendah dalam 17 bulan terakhir. Angka di bawah batas 50 mengindikasikan aktifitas ekonomi mengalami pelambatan. Begitu pula dengan data Retail Sales yang terus mengalami penurunan ke -1.2 dari periode sebelumnya +0.4% dan lebih buruk dari perkiraan hanya turun hingga 0.0%. Kekhawatiran akan terjadinya resesi semakin meningkat dengan inflasi yang masih tinggi, kenaikan suku bunga acuan dan potensi besar terjadinya krisis energi. Hari ini tidak ada data penting yang akan dirilis.
Poundsterling terkoreksi terhadap dolar menjelang pertemuan moneter MPC dari Bank Sentral Inggris (BOE) malam ini. BOE diharapkan akan menaikkan suku bunga untuk ke-6 kalinya dengan kenaikan sebanyak 50 bps yang merupakan kenaikan terbesar dalam sejarah Inggris sejak tahun 1995 meskipun terancam akan terjadinya resesi. Sehingga suku bunga acuan akan menjadi 1.75% yang merupakan level tertinggi sejak tahun 2008 lalu. Inflasi yang semakin mendekati 2 digit membuat BOE harus mengambil langkah besar ini menyusul kenaikan suku bunga jumbo dari berbagai bank sentral lainnya. . Gubernur BOE – Andrew Bailey dan sejawatnya dalam beberapa kesempatan juga sudah memberikan sinyal akan kenaikan ini. Pengumuman hasil pertemuan dijadwalkan pada pukul 19:00 WIB dan diikuti dengan konferensi pers dari Gubernur Bailey 30 menit kemudian.
