Kamis (18/11) pagi di waktu Asia, dolar AS anjlok ke bawah level tertinggi 16 bulan. Dolar AS mengalami jeda dalam relinya baru-baru ini.
Investor memandang penurunan dolar sebagai peluang untuk melakukan pembelian.
Data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan awal pekan ini memberi dorongan pada reli dolar baru-baru ini. Inflasi AS juga meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga sekitar pertengahan 2022.
Inflasi Inggris melonjak pada bulan Oktober, di mana indeks harga konsumen tumbuh sebesar 1,1% per bulan. Tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan memberikan tekanan bagi Bank of England untuk menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Indeks dolar AS sempat naik ke 96,225 kemarin, level tertinggi sejak Juli 2020 dan melemah 0,10% di 95,737 pagi ini.
Pasangan USD/JPY menguat tipis ke 114,05. GBP/USD pun naik tipis ke 1,3494. Pasangan AUD/USD juga naik tipis 0,08% di 0,7273 dan EUR/USD naik tipis ke 1,1328, masih mendekati level terendah 16 bulan. European Central Bank (ECB) diperkirakan mendukung kebijakan untuk menaikkan suku bunga.
Sementara itu, mata uang komoditas turun akibat harga minyak yang jatuh ke posisi terendah enam minggu.