Dolar berlanjut melemah terhadap mata uang lainnya setelah investor kembali meningkatkan preferensi risikonya setelah ketegangan geopolitik di Ukraina mereda. Meski sebagian pasukan Rusia mulai kembali ke barak dan meninggalkan perbatasan namun NATO dan AS menganggap Rusia masih bisa melakukan invasi ke Ukraina. Dolar juga tertekan setelah nota minuta pertemuan moneter FOMC bulan lalu yang tidak secara tegas menentukan kenaikan suku bunga acuan yang akan diambil pada pertemuan selanjutnya di bulan Maret mendatang. Satu-satunya petunjuk dalam pertemuan tersebut adalah pejabat Fed sepakat akan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Namun keputusan tersebut harus berdasarkan analisa data seiring dengan waktu pada pertemuan-pertemuan moneter FOMC yang akan datang. Hal ini diartikan bahwa tidak semua pejabat Fed sepakat akan langkah moneter yang agresif dari Fed untuk meredakan inflasi yang tinggi saat ini. Perlu diketahui bahwa pertemuan moneter tersebut dilaksanakan sebelum data inflasi CPI dan PPI yang lebih tinggi dari perkiraan bahkan menunjukkan level tertinggi dalam 4 dekade terakhir. Data ini juga yang membuat Gubernur Fed St. Louis – James Bullard menginginkan kenaikan suku bunga acuan hingga full 1% dalam 3x pertemuan moneter FOMC yang akan datang. Komentar ini memicu spekulasi kenaikan suku bunga acuan 50 bps pada pertemuan moneter di bulan Maret mendatang. Data fundamental berupa Retail Sales yang dirilis tadi malam juga menunjukkan dukungan atas argumen tersebut. Data Retail Sales naik 3.8% lebih baik dari perkiraan 2.1% dan data periode sebelumnya direvisi turun dari -1.9% menjadi -2.5%. Begitu juga data Core-nya yang tidak menyertakan komponen otomotif naik 3.3% jauh lebih baik dari perkiraan 1.0% dan data periode sebelumnya juga direvisi turun dari -2.3% menjadi -2.8%. Ini merupakan angka tertinggi dalam 10 bulan terakhir yang menandakan meningkatnya permintaan dan belanja rakyat AS yang naik tajam di awal tahun ini. Data lain berupa Industrial Production dan Capacity Utilization juga meningkat lebih baik dari perkiraan. Data-data positif ini kemungkinan baru akan direspon menjelang pertemuan moneter FOMC pada pertengahan Maret mendatang. Hari ini akan dirilis data indeks manufaktur di negara bagian Philadelphia dan juga laporan mingguan klaim pengangguran serta data di sektor perumahan. Sementara Gubernur Fed St. Louis – James Bullard dijadwalkan akan memberikan pidato malam ini yang dipastikan akan menjadi sentimen positif untuk dolar jika terus mengulangi pernyataan sebelumnya.
Data retail sales AS dirilis +3.8% vs +2.1% perkiraan.
Data industrial production AS dirilis +1.4% vs +0.4% perkiraan.
Data cadangan minyak AS dirilis +1.1M vs -2.2M perkiraan.
Data tingkat pengangguran Australia pagi ini dirilis 4.2% vs 4.2% perkiraan.
Data employment change AUD dirilis +12.9K vs +0.0K perkiraan dan +64.8K sebelumnya.
Euro terus menguat terhadap mata uang dolar karena menjadi tujuan pengalihan aset karena investor menaikkan risikonya seiring dengan meredanya ketegangan geoplitik di negara tetangga Uni Eropa ini. Walaupun fundamental ekonomi relatif menurun dengan data industrial production di Uni Eropa hanya naik 1.2% dari periode sebelumnya yang direvisi naik dari 2.3% menjadi 2.4%. Namun tetap lebih baik dari perkiraan naik hanya 0.4%. Hari ini akan dirilis data neraca perdagangan di Italis dan rilis buletin ekonomi dari Bank Sentral Eropa.
Poundsterling juga menguat terhadap dolar dan juga Euro setelah rilis data inflasi di Inggris yang mencapai level tertinggi dalam hampir 30 tahun terakhir. Inflasi CPI di Inggris masih terus naik hingga mencapai 5.5% yang melampaui perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 5.4% dan semakin jauh dari target Bank Sentral Inggris (BOE). Sejak Desember dan Januari lalu BOE sudah menaikkan suku bunganya sehingga diperkirakan akan menunda kenaikan suku bunga berikutnya namun dengan data ini muncul spekulasi akan kembali menaikkan suku bunga acuan oleh BOE pada pertemuan moneter mereka pada 17 Maret mendatang. Hari ini tidak ada data ekonomi yang akan dirilis.
