Dolar dan safe-haven lainnya beranjak menguat terhadap mata uang lainnya seiring dengan kekhawatiran akan krisis perbankan secara global setelah Credit Suisse dalam laporan keuangannya menyatakan terjadi kelemahan dalam kendali internal. Meskipun tidak akan berpengaruh pada arus kas kostumernya. Walaupun berbeda kasus dengan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) di AS namun sepertinya disebabkan oleh hal yang sama yaitu langkah moneter bank sentral yang agresif menaikkan suku bunga acuannya. Setelah SVB dan Credit Suisse dikhawatirkan krisis perbankan ini akan terjadi efek domino yang merembet secara global seiring dengan langkah moneter yang serupa dari bank sentral di beberapa negara lainnya. Sementara itu Fed yang dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter pekan depan, diperkirakan akan mengalami kesulitan dengan pilihan antara terus menaikkan suku bunga acuan ditengah kekisruhan sistem perbankan paska runtuhnya SVB dan Signature Bank di AS serta Credit Suisse yang sangat membutuhkan bantuan pemerintah Swiss. Inflasi meski terus menurun namun masih cukup jauh dari target Fed serta sektor tenaga kerja yang juga mulai menunjukkan tanda-tanda menurun. Pekan lalu ketua Fed – Jerome Powell masih optimis akan perlunya langkah moneter yang lebih agresif, namun perkembangan terakhir menunjukkan optimisme tersebut mulai pudar dengan tidak hanya data fundamental namun juga krisis perbankan yang cukup meresahkan. Mantan Gubernur Fed Boston – Eric Rosengren semalam mengatakan krisis keuangan ini menghancurkan permintaaan dan mengurangi kredibilitas perbankan, kostumer menunda pembelian besar-besaran, pebisnis menunda anggaran belanja sehingga kenaikan suku bunga acuan semestinya dihentikan hingga evaluasi akan dampak dari krisis keuangan dapat ditolerir. Spekulasi di pasar memperkirakan Fed akan menunda kenaikan suku bunga acuan mencapai 60% pada pertemuan FOMC pekan depan. Dengan hanya 40% peluang kenaikan suku bunga acuan itupun hanya dengan kenaikan sebanyak 25 bps guna menekan angka inflasi untuk mencapai target 2%. Fundamental di sektor ritel juga menurun dari sebelumnya yang melonjak tajam. Data Retail Sales di AS turun ke -0.4% atau lebih jelek dari perkiraan -0.3% dari periode sebelumnya yang direvisi meningkat dari 3.0% menjadi 3.2% dengan data Core Retail Sales yang tidak menyertakan komponen otomotif juga turun ke -0.1% sesuai perkiraan dari periode sebelumnya yang direviai meningkat dari 2.3% menjadi 2.4%. Sedangkan data inflasi dari sisi produsen juga mulai menurun ke -0.1% yang lebih rendah dari perkiraan +0.3% dan data periode sebelumnya justru direvisi menurun dari 0.7% menjadi hanya 0.3% dan data Core PPI yang tidak menyertakan komponen BBM dan bahan pangan juga turun 0.0% dibawah perkiraan 0.4% dan data periode sebelumnya juga direvisi menurun cukup drastis dari 0.5% menjadi hanya 0.1%. Data lain dari sektor manufaktur di negara bagian New York juga terus menurun ke -24.6 jauh di bawah perkiraan turun ke -7.9 dari periode sebelumnya -5.8. Hari ini akan dirilis data masih dari sektor manufaktur di negara bagian Philadelphia dan laporan mingguan klaim pengangguran serta data dari sektor perumahan.
Euro turun drastis seiring dengan pelarian aset dengan denominasi mata uang dolar sebagai safe haven. Selain itu krisis keuangan yang dipicu oleh Credit Suisse diperkirakan akan menghalangi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melakukan langkah moneter yang agresif dalam pertemuan moneter mereka malam ini. Spekulasi dipasar memperkirakan ECB akan menaikkan suku bunga acuan dengan hanya sebanyak 25 bps dengan peluang hingga 60%. Hal ini berbeda jauh dari pekan lalu dimana ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 bps dengan peluang nyaris 90%. Sama seperti Fed, ECB akan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan antara mengatasi inflasi atau mencegah dampaknya terhadap sektor finansial yang dialami oleh perbankan di wilayah ini. Data inflasi CPI sendiri baru akan dirilis esok hari atau sehari setelah pertemuan moneter ECB. Hari ini hasil pertemuan moneter ECB dijadwalkan pada pukul 20:15 WIB dan diikuti oleh konferensi pers 30 menit kemudian.
Poundsterling juga terus melemah terhadap dolar meski sempat menguat sedikit paska pemaparan rancangan anggaran tahun oleh Menteri Keuangan – Jeremy Hunt kemarin malam. Meski proyeksi pertumbuhan ekonomi mengalami upgrade, namun Inggris menjadi satu-satunya negara G7 yang ekonominya belum pulih sampai sama seperti pra pandemik. Secara umum anggaran tahun ini lebih masuk akal dibandingkan dengan anggaran sebalumnya saat mantan Perdana Menter – Liz Truss menjabat dalam periode yang singkat. Namun diperkirakan masih tidak akan mengangkat Inggris dari resesi saat ini. Dan mencegah Bank Sentral Inggris (BOE) untuk melakukan langkah moneter dengan kenaikan suku bunga acuan yang agresif. Hari ini tidak ada data ekonomi yang akan dirilis.