Periode: 20 - 24 Juni 2022
What to Expect from OIL?
Harga minyak mentah anjlok karena penguatan dolar, Rusia mengisyaratkan ekspor minyak yang harus meningkat dan karena tumbuhnya kekhawatiran resesi global. Pasar minyak sepertinya tidak akan ketat lebih lama karena hancurnya permintaan akibat pengetatan bank sentral yang agresif akan menyebabkan penurunan ekonomi jangka pendek. Juga prospek pasokan minyak mentah dapat menunjukkan beberapa dukungan jangka pendek karena produksi AS naik lebih tinggi dan di atas ekspektasi bahwa OPEC+ akan menindaklanjuti janji kenaikan produksi minyak moderat mereka.
Semua berita utama tampaknya telah berubah menjadi bearish untuk minyak dan hal tersebut bisa melihat target tekanan jual secara teknis bisa lanjut ke level psikologis $100 per barel. Nantinya setelah pergerakan lebih rendah ini selesai, minyak akan stabil dan diperdagangkan dengan nyaman di atas level $100 per barel karena adanya potensi gangguan baik dari sanksi lebih lanjut terhadap Rusia ataupun musim badai yang akan menjaga pasokan pada level yang sangat rendah.
(marketpulse)
Dampak Suku Bunga Tinggi, Saham Teknologi Memburuk?
Federal Reserve telah menyampaikan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994, dan hal tersebut meningkatkan risiko yang berpotensi membuat AS tergelincir ke resesi, menurut kepala strategi ekuitas AS Morgan Stanley. Mike Wilson mengatakan dia yakin kenaikan suku bunga 75 basis poin tidak akan memberikan hasil langsung dalam upaya bank sentral menjinakkan inflasi yang melonjak ke level tertinggi 4 dekade 8.6% di bulan Mei. Wilson mengatakan ini justru meningkatkan risiko resesi karena Fed mendorong kenaikan suku bunga lebih cepat lagi. “Fed sedang mendaki ke perlambatan ekonomi, dan mereka tidak memiliki banyak pilihan“ kata Wilson.
S&P Bisa Semakin Turun
Asumsi Fed berhasil mengarahkan ekonomi ke soft landing, ahli strategi Morgan Stanley (MS) mengatakan S&P 500 bisa turun 10% lagi ke level 3400. Wilson mengatakan pasar saham Nasdaq 100 yang sarat dengan teknologi kemungkinan akan mengalami penurunan yang serupa.
Dampak Kenaikan Suku Bunga
Resesi biasanya didefinisikan sebagai kondisi pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut. Kenaikan suku bunga cenderung merugikan saham dan pertumbuhan karena mengekang belanja konsumen.
“Seperti yang telah kami katakan sepanjang tahun, sektor teknologi memiliki lebih banyak risiko pengembalian permintaan daripada sektor lain” kata Wilson.
MS Bukan Satu-satunya Yang Perkirakan Resesi
Wilson bukan satu-satunya ahli strategi Wall Street yang membunyikan alarm tentang resesi AS pasca keputusan suku bunga Fed. Ekonom Wells Fargo juga mengatakan mereka memperkirakan AS akan memasuki resesi di tahun 2023.
Sementara Principal Global Investors mengatakan perkiraan ekonomi terbaru Fed menunjukkan resesi mungkin satu-satunya cara untuk mengendalikan inflasi.
“The Fed melepaskan skenario ‘disinflasi sempurna’, alih-alih mengakui bahwa pengangguran kemungkinan akan meningkat jika mereka memiliki harapan untuk menurunkan inflasi,” kata kepala strategi, Seema Shah dalam sebuah catatan.
Shah juga menambahkan meskipun resesi tidak secara eksplisit dalam perkiraan mereka, peningkatan 0.5% dalam tingkat pengangguran di akhir tahun 2024 tentu saja menunjukkan resesi.”
Kinerja Emas
“Kita telah melihat rally Emas yang bagus dan kemudian turun. Saya berharap hal tersebut berlanjut hingga pertemuan Fed berikutnya di bulan Juli. Emas akan terikat dalam kisaran dan terjebak sideways sampai kita mengetahui apakah Fed akan melanjutkan dengan kenaikan besar lainnya dalam suku bunga,” kata Millman. “Kenaikan suku bunga seharusnya berdampak buruk bagi emas. Tapi ketika inflasi setinggi ini, Fed akan membutuhkan banyak kenaikan suku bunga untuk mencapai tingkat suku bunga riil ke netral, dan itulah yang dipikirkan Emas. Mungkin tahun selanjutnya mereka akan sampai di sana (rally), tapi penurunan ke $1800 di akhir tahun tidak bisa dikesampingkan.
Millman menambahkan bahwa meskipun inflasi tetap menjadi salah satu pendorong utama untuk emas, meningkatnya risiko resesi dapat mendorong beberapa pembelian emas tambahan jika investor terus takut kehilangan aset lainnya. Alasannya adalah Fed yang gigih, tidak akan menyerah pada kenaikan suku bunga agresif meski ada pertanda awal masalah pada ekonomi. Fed tidak akan berubah pikiran dalam waktu dekat.
(marketinsider, kitco)
Meski relatif sedikit data tingkat tinggi di minggu depan, tapi pasar akan tetap berpotensi volatile tinggi secara mendadak terutama karena fokus beberapa data utama di Inggris, China dan juga pembicaraan bank sentral. Powell di pertengahan pekan akan dicermati saat memberi testimoni semi-tahunan di depan panel Senat dan Capitoll Hill. Inflasi Inggris akan menguras perhatian pasar setelah Bailey sempat ungkapkan bahwa inflasi Inggris diperkirakan masih bisa melonjak hingga tembus 11%. Sementara itu, hasil tes massal Covid di China akhir pekan ini (minggu) akan menjadi sensitif saat pembukaan market di hari Senin, terutama untuk Hang Seng dan indeks saham Asia yang berpotensi terguncang jika membuat China kembali terpaksa lakukan lockdown. Jepang juga akan merilis data Inflasi dan kemungkinan tetap tidak pengaruhi keputusan BOJ yang sudah memutuskan mempertahankan kebijakan longgar. Tapi fokus akan tertuju pada USDJPY yang terus naik.
Fokus Pekan ini:
Seminggu terakhir sangat terasa momen besar bagi bank sentral. Secara kolektif, mayoritas menerima bahwa inflasi bukan hanya masalah, tapi juga salah satu yang perlu ditangani dengan kuat untuk mencegah agar tidak lepas kendali dan mendarah daging dalam perekonomian.
Di sisi lain, masih ada orang-orang di BOE yang masih percaya bahwa lambat dan konsisten akan memenangkan perlombaan, atau bahkan BOJ yang sebenarnya tidak memiliki masalah inflasi, tapi tertuju pada mata uang dan kebijakannya. Tapi bagi sebagian besar, kenaikan suku bunga besar akan tetap berjalan, permasalahannya adalah berapa banyak.
Ini berarti, volatilitas di pasar mungkin tidak akan kemana-mana. Resesi semakin berpeluang kuat, jika bukan kasus dasarnya, dan bank sentral puas dengan kondisi tersebut jika hal itu bisa membuat inflasi akan turun kembali ke asal. Semua akan dicermati ke depan dan dapat menyebabkan lonjakan volatilitas setiap saat.
AS
Seminggu yang brutal di Wall Street termasuk rangkaian pengetatan kebijakan moneter yang telah membuat banyak trader fokus ke seberapa cepat ekonomi AS akan mengarah ke resesi. Fed telah memberi sinyal bahwa akan membutuhkan waktu untuk menjinakkan inflasi dan hal tersebut telah mendorong ekspektasi untuk kenaikan suku bunga besar-besaran yang akan segera mengarah pada perlambatan ekonomi yang lebih luas.
Minggu depan diisi dengan survei regional Fed, data perumahan, Flash PMI, dan survei sentimen konsumen akhir. Di hari Selasa, laporan penjualan rumah bulan Mei diharapkan menunjukkan pasar perumahan terus mendingin. Rabu fokus pada testimoni semi-tahunan Powell di depan panel Senat. Kamis akan menjadi hari ke-2 Powell di Capitol Hill dan ada 2 data besar dirilis, klaim pengangguran awal diperkirakan naik dan Flash PMI dapat menunjukkan pelemahan lebih lanjut dengan aktivitas manufaktur dan aktivitas sektor jasa yang stabil. Jumat rilis sentimen konsumen akhir dan data penjualan rumah baru.
EU
Yang bisa kita pelajari minggu lalu adalah bahwa ECB tidak harus menunggu pertemuan terjadwal dalam hal keputusan kebijakan moneter besar. Kali ini masalah fragmentasi, tapi lain kali mungkin saja sesuatu yang lebih.
Minggu depan kita memiliki berbagai survei yang akan dituangkan untuk indikasi meredanya tekanan inflasi dan/atau kekhawatiran ekonomi yang melanda. Semua akan terfokus pada data sekarang, juga pembicaraan bank sentral yang akan terus menjadi pendorong utama volatilitas pasar.
Rusia memutus beberapa pasokan gas ke Jerman dan Italia, dua negara tersisa yang telah menyetujui persyaratan rubel. Hal tersebut dilakukan dibalik kedok masalah pemeliharaan tapi banyak yang melihatnya sebagai ancaman karena negara-negara tersebut mulai mencoba membangun cadangan menjelang bulan-bulan musim dingin.
Pemilihan putaran kedua parlemen Prancis berlangsung di hari Minggu dan Emmanuel Macron tampak khawatir tentang prospek kekalahan suara mayoritas partainya.
Inggris
Minggu lalu, BOE memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya di atas 11% di bulan Oktober, tapi tidak menunjukkan urgensi untuk berbuat banyak mengatasi hal tersebut. Biaya ekonomi jelas sangat membebani penilaian mereka, dengan keyakinan bahwa 80% dari overshoot inflasi didorong oleh energi dan barang-barang inti dan oleh karena itu tidak dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga. Sulit untuk mengetahui apakah BOE mengambil risiko besar atau mencegah resesi yang parah. Tapi pasar saat ini memperkirakan kenaikan 1.75% lagi antara sekarang dan akhir tahun.
Minggu depan fokus pada data inflasi dan retail sales, bersama Flash PMI Service. Bank Sentral sudah pasti dipantau secara ketat juga.
China
Kalendar China minggu depan relatif tenang dengan fokus utama hanya pada keputusan Suku Bunga Pinjaman 1 dan 2 tahun di hari Senin. Mengingat mereka menolak untuk memangkas MLF minggu lalu, maka pemangkasan minggu depan juga sepertinya tidak mungkin terjadi. Tapi pemangkasan mengejutkan bisa menjadi positif jangka pendek untuk ekuitas lokal.
Tampaknya jelas bahwa “tim nasional” China telah mendukung ekuitas minggu lalu menjelang pengujian massal kota Shanghai akhir pekan ini (akan terus dilakukan setiap akhir pekan hingga Juli). Ancaman terhadap kebijakan nol-Covid China tetap menjadi risiko terbesar di China saat ini. Jika kasus ditemukan selama akhir pekan, akan mengancam kembalinya lockdown, dan ekuitas China dan regional bisa anjlok.
Jepang
Jepang akan merilis PMI Service dan Manufaktur di hari Kamis, tapi satu-satunya pergerakan di negeri ini adalah USDJPY pasca BOJ membiarkan kebijakan moneter tidak berubah. USDJPY rally hingga akhir minggu dan BOJ harus menawarkan untuk membeli JGB dalam jumlah tak terbatas untuk menjaga batas imbal hasil tetap di tempatnya. USDJPY berpotensi terus naik minggu depan karena pasar menguji keberanian BOJ, dengan potensi 140 saat ini terlihat punya peluang besar karena perbedaan suku bunga AS/Jepang yang melebar.
Nikkei terus mengikuti pergerakan Nasdaq semalam. Rilis inflasi Jepang di hari Jumat dapat menambah tekanan pada BOJ dan yen jika angkanya tinggi.
(marketpulse)
HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR
Senin
CNY LPR, NZD Performance Services Index, US Market Closed for Juneteenth holiday, EUR Foreign Affairs Ministers talk about Ukraine
Selasa
US Existing Home Sales, CAD Retail Sales, NZD Consumer Confidence, RBA Gov Lowe speaks, US Georgia run-off elections, RBA Minutes, German Chancellor Scholz speak
Rabu
US Fed’s Powell delivers semi-annual testimony before Senate Panel, UK CPI, CAD CPI, JPY Machine Tool Orders, EZ Consumer Confidence, BOJ Minutes, IEA World Energy Investment Annual report
Kamis
US Fed’s Powell testifies before House Financial Services Panel, US Initial Jobless Claims, US Flash PMI, Fed Releases Bank Stress Test Results, EUR Flash PMI (EZ, France, German), UK PMI, AUD PMI, JPY PMI, Summit of EU Leaders, EIA Crude Oil Inventory Report
Jumat
US New Home Sales, US Michigan Consumer Sentiment, German IFO Business Climate, JPY CPI, Spain GDP, RBA Gov Lowe speaks, BOJ Deputy Gov Amamiya speaks
Weekly Technical Outlook
FOREX
EURUSD: Double Bottom baik di Weekly maupun Daily diharapkan mendorong Euro dari tekanan yang sebelumnya diderita berminggu-minggu. Harusnya terdukung dari posisi candle Weekly yang ditutup oleh hammer atau bahkan cenderung long lower shadow yang muncul tepat di zona support. Meski Daily menunjukkan sebaliknya, kami rasa masih wajar jika diawali dengan penurunan lebih dulu di pembukaan minggu depan. Lalu kemudian bertahap mulai naik berjenjang, dan 2 resistance yang harus dihadapi, yaitu trendline resistance, dan kedua adalah neckline resistance. Ini berarti secara beruntun akan berhadapan dengan 1.0672 dan 1.0786. Bullish divergence daily juga memberikan harapan untuk terjadinya kenaikan ini. Tapi saat gagal naik dan tembus di bawah support 1.0350, maka pola ini akan buyar dan membuat tekanan jual kembali dominan.
Resistance : 1.0658, 1.0786, 1.0935
Support : 1.0352, 1.0165 1.0000
Outlook : Bearish
INDEKS SAHAM ASIA
Hang Seng: Laporan hasil tes Covid China di hari minggu akan pengaruhi pembukaan pasar di hari Senin. Jika terpaksa kembali lockdown, Hang Seng berpotensi gap down atau bahkan langsung turun saat pembukaan Senin. Di sisi lain pengumuman LPR dari PBOC juga akan pengaruhi sentimen. Sementara Daily ada peluang naik karena munculnya Piercing pattern. Demikian juga candle spinning tops di weekly chart. Tapi sentimen global berpeluang memberatkan.
Resistance : 21214, 21412, 21948
Support : 20841, 20570, 19877
Outlook : Bearish
NIKKEI: Nikkei kembali sensitif oleh Nasdaq yang juga sedang mengalami tekanan jual. Kondisi teknikal Weekly tidak jauh berbeda dengan posisi candle yang ditutup long bearish, maka pantulan daily chart kemungkinan terbatas, dan Double Top daily chart akan terdukung dengan baik. Berarti neckline di 25500 akan terpicu untuk ditembus, dan penurunan akan semakin dalam. Jika sentimen membaik, maka peluang untuk naik bisa terbuka.
Resistance : 26123, 26490, 26913
Support : 25765, 25545, 24835
Outlook : Bearish
CFD
Dow Jones: Kenaikan gagal lanjut di hari Jumat, bahkan kembali ditutup turun. Namun posisi candle ditutup dalam posisi High Wave di zona support. Seharusnya ini sinyal untuk terjadinya pembalikan ke atas. Tapi Weekly chart cenderung tetap dalam radar tekanan jual. Kita mungkin bisa melihat area 29300 memberi perlawanan. Jika cukup kuat faktor pendorongnya, maka pantulan bisa didapat. Tapi jika tidak, maka tekanan jual semakin besar akan membuat area ini mudah ditembus, dan melirik zona 28800 dalam waktu dekat. Pantulan sendiri diharapkan akan tertahan di bawah zona 30400, itu pun kemungkinan hanya terjadi di 1-2 hari pertama minggu depan. Sentimen negatif dominan karena kekhawatiran resesi. Tekanan juga bisa kembali menekan karena pernyataan Powell akan kembali ditunggu pasar.
Resistance : 30205, 30480, 30954
Support : 29635, 29300, 28800
Outlook : Bearish
CRUDE OIL: Kekhawatiran resesi juga membebani tingkat permintaan minyak. Weekly berhasil mengkonfirmasi doji star yang terbentuk sebelumnya dengan ditutup bearish yang cukup panjang. Sejauh ini tertahan di 108.34, tapi jika melihat potensi tekanan yang ada, maka minggu depan 105-107 akan lebih mudah untuk ditembus. Sementara hasil dari tekanan Rising Wedge di grafik Daily cukup menjanjikan tapi juga diperkirakan sedikit lagi mencapai targetnya. Kami mengharapkan level psikologis 98/100 bisa disentuh, lalu terjadi perlawanan mengingat gangguan pasokan masih akan diperhitungkan meskipun produksi AS mulai bertambah. Di sisi resistance, kenaikan kembali di atas 118 diperlukan untuk mematahkan tekanan jual ini.
Resistance : 111.21, 115.00, 118.94
Support : 107.68, 103.23, 98.21,
Outlook : Bearish
Meski kondisi tertekan, Weekly candle berhasil ditutup oleh hammer sehingga potensi pantulan naik harusnya bisa terjadi dan dominan di minggu depan. Sementara pembukaan Senin akan relatif tertekan lebih dulu karena Jumat ditutup oleh bearish. Tapi jika kecurigaan kami benar, maka pola a-b-c pasca penurunan Elliott Wave 1-2-3-4-5 berpotensi mendorong sebagai pola c. Dan ini berarti ada peluang untuk kembali berhadapan dengan resistance trendline di Daily chart, yang kini berada di 1.2560. Tapi, jika kembali gagal tembus trendline, maka kita mendapatkan pola penurunan yang sangat kuat kembali.
Resistance : 1.2359, 1.2455, 1.2560
Support : 1.2167, 1.2014, 1.1933
Outlook : Bullish
Kita dalam posisi sideways yang kemungkinan masih membelenggu pergerakan Emas hingga 1 bulan ke depan. Minggu depan posisi penurunan masih bisa menghadang bullish, meskipun posisi jangka pendek dari H4 menunjukkan kenaikan masih bisa terjadi. Tapi Daily dan Weekly diragukan bisa melewati area resistance 1865/1869 kembali. Di sisi lain, penurunan pun akan berhadapan dengan zona support 1806/1810 dan 1786/1800. Kedua zona tersebut sejauh ini masih memiliki efektivitas tinggi menahan gelombang tekanan. Tapi jika kondisi bullish tidak segera menapaki tangga lebih lanjut, maka re-test zona support berikutnya akan menjadi peringatan yang penting karena bearish bisa mengambil alih. Kekhawatiran resesi sejauh ini masih membuatnya bertahan sehingga kenaikan suku bunga tinggi dari Fed pun masih bisa diatasi, setidaknya sampai saat ini. Sentimen berikutnya dari data ekonomi akan menunjukkan seberapa parah perlambatan ekonomi yang dialami AS, sehingga peluang pantulan diperkirakan masih bisa terjadi di balik bayang-bayang tekanan bearish.
Resistance : 1842.50, 1857.20, 1867.17
Support : 1824.80, 1815, 1806.00
Outlook : Neutral to Bearish
Weekly menunjukkan strong rejection di zona support, dan hal ini membuat peluang naik harusnya berlanjut. Tapi di sisi lain candle sebenarnya menunjukkan pola Hanging man yang berarti akan terjadi penurunan. Tapi bullish engulfing Daily berpotensi mendorong dan jika tembus di atas 135.55 semakin kuat naik.
Resistance : 135.55, 136.78, 143.22
Support : 133.14 131.35, 128.62
Outlook : Neutral to Bullish
FOREX | LATEST | END OF LAST WEEK | 3-MONTHS AGO | 1-YEAR AGO |
---|---|---|---|---|
GBPUSD | 1.2219 | 1.2317 | 1.3140 | 1.3831 |
EURUSD | 1.0495 | 1.0517 | 1.1069 | 1.1860 |
USDJPY | 134.96 | 134.40 | 121.70 | 111.10 |
AUDUSD | 0.6935 | 0.7041 | 0.7485 | 0.7500 |
COMMODITIES | ||||
XAUUSD | 1839.40 | 1870.90 | 1937.30 | 1770.00 |
CLSCID | 110.38 | 120.38 | 101.16 | 73.43 |
INDEKS SAHAM | ||||
DJI | 29933 | 31445 | 34696 | 34434 |
HSI | 20995 | 21697 | 21986 | 28627 |
NKI | 26010 | 27335 | 27685 | 28685 |
KSP | 319.70 | 341.20 | 365.70 | 438.75 |