Periode: 25 - 29 Apr 2022
What to Expect from OIL?
Minyak tetap bergerak bergelombang naik dan turun dengan China dan The Fed menciptakan sedikit lebih banyak aksi harga dua arah di tengah pasar yang sangat ketat. Risikonya tentu lebih condong ke atas, mengingat perang di Ukraina dan potensi embargo terhadap ekspor Rusia, tetapi penguncian di China dan risiko perlambatan ekonomi yang didorong oleh Fed juga signifikan.
Meskipun masih ada banyak risiko pasokan yang dapat membuat harga minyak melonjak, sentimen bearish telah mengambil alih pasar minyak yang lemah ini karena turunnya permintaan China dan ekspektasi perlambatan ekonomi global.
Menurut perkiraan terbaru oleh Rystad Energy di hari Jumat, permintaan minyak global akan turun 1.4 juta barel per hari. Kehilangan 1.4 juta barel per hari akan menenggelamkan permintaan minyak menjadi rata-rata 99.6 juta barel per hari, di bawah level 2019 sebesar 100.2 juta barel per hari. Dan rebound dalam permintaan ini diperkirakan tidak akan menyenangkan sampai paling cepat tahun depan, menurut Rystad. Penurunan permintaan minyak kemungkinan akan datang dari invasi Rusia ke Ukraina, inflasi yang melonjak, penguncian di China dan gangguan rantai pasokan. Dan bahkan lebih banyak tekanan permintaan minyak dapat diterapkan melalui penguncian di masa mendatang ataupun geopolitik. OPEC juga memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak 2022 sebesar 480K barel per hari didukung pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah. (marketpulse, oilprice)
“Powell Effect”, Bersiap untuk Kenaikan 50 Basis Poin!
Powell mengatakan menjinakkan inflasi ‘sangat penting’, dan kenaikan 50 basis poin di bulan Mei sangat memungkinkan. Ketua Fed Jerome Powell di hari Kamis mengatakan bank sentral berkomitmen untuk menaikkan suku bunga secepatnya untuk menurunkan inflasi.
Kenaikan Agresif Mulai Bulan Depan
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan tekad bank sentral untuk menurunkan inflasi. Dan di hari Kamis, Powell mengatakan bahwa kenaikan suku bunga agresif mungkin dilakukan segera bulan depan.
Powell hadir dalam panel yang diselenggarakan IMF. “Menurut pandangan saya, pantas untuk bergerak sedikit lebih cepat”, kata Powell.
Sesuai Ekspektasi
Pernyataan Powell pada dasarnya memenuhi ekspektasi pasar bahwa Fed akan beranjak dari kenaikan 25 basis poin yang biasa menjadi lebih cepat untuk menjinakkan inflasi yang sudah berada di level tertinggi dalam 40 tahun. Namun, seperti yang dikatakan Powell, penetapan kali ini menjadi ‘agak lebih agresif’.
Ekspektasi untuk kenaikan 50 basis poin di bulan Mei naik menjadi 97.6% berdasarkan alat FedWatch CME Group. Trader juga memperkirakan kenaikan tambahan yang setara hingga akhir tahun.
Saham Anjlok
Pasar saham jatuh. Dow Industrial turun lebih dari 400 poin dan Nasdaq yang sensitif terhadap suku bunga, bahkan turun lebih dari 2%. Treasury Yield terdorong lebih tinggi dengan benchmark 10-tahun terbaru berada di 2.9%.
Di pertemuan Maret, Fed menyetujui langkah 25 basis poin, tapi kemudian para pejabat dalam beberap hari terakhir mengatakan mereka melihat kebutuhan untuk bergerak lebih cepat untuk atasi inflasi.
Fed Kurangi Kepemilikan Jumlah Obligasi
Bersama dengan kenaikan suku bunga, The Fed diperkirakan akan segera memulai pengurangan jumlah obligasi yang dipegang. Neraca bank sentral sekarang mendekati $9 Triliun, terdiri dari Treasurys dan sekuritas yang didukung hipotek. Di pertemuan Maret, ada indikasi bahwa Fed akhirnya akan mengizinkan $95 miliar hasil dari obligasi yang jatuh tempo untuk bergulir setiap bulannya.
Powell mencatat bahwa selain inflasi yang merusak, kondisi ekonomi AS sebaliknya ‘sangat kuat’. Dia merincikan pasar tenaga kerja sebagai kondisi “sangat ketat, dan secara historis begitu”.
Mengacu Pada ‘Volcker Rule’
Di hari itu, Powell sempat merujuk kepada mantan Ketua Fed Paul Volcker yang berjuang melawan inflasi di akhir 1970-an dan awal 1980-an. Volcker saat itu melakukan serangkaian kenaikan suku bunga yang akhirnya menyebabkan resesi. “Voclker tahu bahwa untuk menjinakkan inflasi dan memulihkan ekonomi, dia harus tetap berada di jalurnya,” kata Powell.
Volcker akhirnya membawa suku bunga acuan menjadi hampir 20%. Saat ini suku bunga Fed berada di kisaran 0.25% dan 0.50%.
(cnbc)
Ini bisa menjadi awal yang menarik sebelum fokus dengan pertemuan FOMC 2 minggu mendatang. Fed memasuki masa blackout sehingga tidak akan ada pembicara Fed seminggu ke depan, dan akan menjadi harapan bagi pasar ekuitas untuk bernafas setelah mengalami minggu yang buruk kemarin. Di sisi lain, awal pekan depan akan menjadi masa tunggu yang menegangkan bagi Eropa karena pilpres Prancis di hari Minggu 24 Apr 2022. Kemenangan Le Pen tidak diharapkan karena kejutan akan membuat Euro semakin tertekan. Sementara BOJ kembali mengumumkan kebijakannya dan diperkirakan akan tetap ultra-dovish sehingga fokus perhatian tertuju pada USDJPY yang mendekati level 130. Intervensi bisa membuat USDJPY terkoreksi tajam sementara waktu. China juga tidak kalah menarik karena membuat kekhawatiran pasar global dengan perlambatan Ekonominya dan lockdown di Shanghai yang belum selesai.
Fokus Pekan ini:
Awal yang menarik untuk minggu depan, tergantung pada siapa yang memenangkan putaran kedua Pilpres Prancis di hari Minggu. Marine Le Pen telah membuat kemajuan yang signifikan selama 5 tahun terakhir dan hasilnya kembali bersaing di kursi kepresidenan dengan Emmanuel Macron. Macron memang terlihat unggul cukup jauh dalam jajak pendapat seminggu terakhir, tapi dalam beberapa tahun terakhir, hasil jajak pendapat tidak dapat diandalkan.
Jika hal tersebut terbukti kali ini, maka pasar bisa mengalami kejutan buruk saat pembukaan hari Senin. Kemenangan Le Pen dianggap negatif untuk ekuitas dan euro, dan jika terlihat market tenang dengan keunggulan Macron sepanjang minggu, maka kemenangan Le Pen bisa menyebabkan kegemparan di awal perdagangan.
Periode blackout berarti tidak akan ada komentar dari Federal Reserve minggu depan. Earning Seasons sedang berjalan dengan baik dan ada banyak data ekonomi untuk membantu mengisi kekosongan. Juga sejumlah keputusan suku bunga bank sentral, termasuk BOJ yang beberapa minggu terakhir berusaha menghentikan imbal hasil dari kenaikan batas atas target Yield Curve Control (YCC).
AS
Periode Blackout sebelum FOMC dimulai akhir pekan ini (Sabtu, 23 Apr) dan kemungkinan melegakan pasar ekuitas. Dengan tidak adanya pembicara Fed yang meneriakkan kenaikan 0.50% maupun 0.75%, ada peluang untuk pasar ekuitas melakukan rally di minggu depan, dan juga untuk USD terkoreksi setelah kenaikannya beberapa hari terakhir.
Kalendar data cukup tipis di awal minggu dan hanya durable goods di hari Senin, lalu pending home sales di hari Rabu. Penjualan rumah yang tertunda bisa membebani pasar jika angka yang lemah memicu kekhawatiran perlambatan di AS. GDP di hari Kamis bisa menjadi data non-event jelang pendapatan dan pengeluaran pribadi di hari Jumat dan data PCE. Data tersebut akan diawasi ketat oleh Fed. Angka yang tinggi bisa mengunci dan menjamin beberapa kenaikan 0.50% dan ini berpotensi membebani ekuitas.
EU
Putaran kedua pilpres Prancis berlangsung 24 April dan Macron jadi favorit untuk memenangkan putaran kedua. Keunggulan dalam jajak pendapat telah berlangsung selama seminggu terakhir dan Le Pen gagal mengimbangi debat langsung di TV. Namun, jika kita pelajari dalam beberapa tahun terakhir, pemungutan suara dapat mengejutkan kita. Pasar cukup tenang saat ini tapi bisa menghasilkan respon spontan di pembukaan minggu depan jika Le Pen dapat meraih kemenangan yang tidak terduga.
Perang di Ukraina terus menjadi pendorong utama di pasar, dengan Uni Eropa kini sedang mempertimbangkan larangan impor minyak Rusia. Sanksi akan dilakukan secara bertahap dari waktu ke waktu yang dapat membatasi guncangan di pasar.
Beberapa data dari Eropa untuk minggu depan termasuk GDP, pengangguran dan survei tetapi inflasi tidak diragukan lagi menjadi berita utama. Rilis dari negara-negara kawasan Euro di awal minggu akan memberitahu kita apakah akan terkejut saat flash inflation zona Euro dirilis di hari Jumat. Dengan tekanan pada ECB untuk mulai mengetatkan kebijakan tahun ini, data tersebut tentu membuat pembacaan sangat penting.
Inggris
Minggu depan akan menjadi minggu yang cukup tenang karena hanya merilis data ekonomi tingkat tiga.
China
Pasar China tetap di bawah tekanan berat di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan, zero-covid, lockdown di Shanghai dan ketidakpastian delisting AS. PBOC telah menahan diri dari pemangkasan MLF maupun LPR. Jika imbal hasil AS naik kembali minggu depan, maka tekanan ke bawah pada mata uang maupun ekuitas bisa meningkat dan mendorong lebih banyak arus keluar negeri.
Data ringan sampai hari Jumat dengan rilis Caixin Manufacturing PMI. Kemudian juga akan dirilis Manufaktur PMI dan Service PMI selama akhir pekan. Semuanya memiliki risiko penurunan dan potensi dampak negatif pada ekuitas lokal.
Jepang
Jepang libur di hari Jumat menjelang libur Golden Week di minggu berikutnya. Perhatian sepenuhnya tetap terfokus pada perbedaan suku bunga AS/Jepang yang mendorong USDJPY mendekati 130.00 selama seminggu terakhir. BOJ telah melakukan operasi ekstensif untuk membatasi imbal hasil JGB 10-tahun di 0.25%.
Kenaikan di atas 130.00 bisa muncul, terutama karena BOJ di hari Kamis akan tetap dalam sikap ultra-dovish 25 tahun saat ini. Market bisa waspada dengan retorika MOF/BOJ jika mata uang tembus 130.00. Ini akan membuat USDJPY rentan terhadap penurunan jangka pendek yang agresif di minggu-minggu mendatang.
Ekuitas Jepang mengikuti Nasdaq dalam pergerakan naik dan turun tapi secara keseluruhan gambarannya tetap menantang. Yen yang lebih rendah tidak mendukung eksportir dan kekhawatiran atas energi yang melonjak, kenaikan suku bunga AS dan perlambatan di China akan menjadi risiko bagi rally Ekuitas. Retail Sales Jepang dan produksi industri di hari Kamis menjelang BOJ, juga memiliki risiko penurunan yang signifikan.
(marketpulse)
HIGH EVENT – ECONOMIC CALENDAR
Senin
AUD Holiday, EUR German Ifo Business Climate, CAD BOC Gov Macklem speaks
Selasa
US Durable Goods Orders, CAD Manufacturing Sales, US CB Consumer Confidence, US New Home Sales
Rabu
US API Weekly Crude Oil Stock, AUD CPI, EUR German Consumer Climate, US Trade Balance, US Pending Home Sales, US Crude Oil Inventories
Kamis
NZD Trade Balance, JPY Industrial Production, JPY retail Sales, NZD Business Confidence, AUD Retail Sales, JPY BOJ Monetary Policy Statement, JPY BOJ Interest Rate Decision, JPY BOJ Press conference, EUR Spain CPI, EUR German CPI, US GDP Q1
Jumat
JPY Holiday, AUD PPI, CNY Caixin Manufacturing PMI, EUR French Consumer Spending, EUR French GDP, UK Nationwide HPI, CHF Retail Sales, EUR French CPI, EUR Spain GDP, CHF SNB Board Member Jordan speaks, EUR German GDP, EUR Italian CPI, EUR CPI, US PCE Price Index, US Personal Spending, CAD GDP, US Chicago PMI, US Michigan Consumer Expectations, US Michigan Consumer Sentiment
Weekly Technical Outlook
Ini bisa menjadi awal yang menarik sebelum fokus dengan pertemuan FOMC 2 minggu mendatang. Fed memasuki masa blackout sehingga tidak akan ada pembicara Fed seminggu ke depan, dan akan menjadi harapan bagi pasar ekuitas untuk bernafas setelah mengalami minggu yang buruk kemarin. Di sisi lain, awal pekan depan akan menjadi masa tunggu tang menegangkan bagi Eropa karena pilpres Prancis di hari Minggu 24 Apr 2022. Kemenangan Le Pen tidak diharapkan karena kejutan akan membuat Euro semakin tertekan. Sementara BOJ kembali mengumumkan kebijakannya dan diperkirakan akan tetap ultra-dovish sehingga fokus perhatian tertuju pada USDJPY yang mendekati level 130. Intervensi bisa membuat USDJPY terkoreksi tajam sementara waktu. China juga tidak kalah menarik karena membuat kekhawatiran pasar global dengan perlambatan Ekonominya dan lockdown di Shanghai yang belum selesai.
FOREX
EURUSD: Daily muncul dengan formasi evening star, sementara Weekly ditutup oleh candle inverted hammer. Ini memberikan efek berbeda, di mana daily isyaratkan lanjutan penurunan. Sementara Weekly memberi kesempatan untuk terjadinya recovery. 1.0658 harus menjadi isyarat saat terjadi tekanan. Jika tembus, maka Euro dalam bahaya. Tapi mungkin saja akan terjadi perlawanan lebih dulu sebelum itu terjadi. Pilpres Prancis di hari Minggu 24 April berpeluang menjadi jawaban bagi pembukaan di hari Senin. Jika Macron menang, maka gap up diperkirakan terjadi di hari Senin. Dan sebaliknya, Le Pen menang, Euro akan terjadi tekanan lanjutan seiring keputusan ECB yang belum akan menaikkan suku bunga.
Resistance : 1.0968, 1.1068, 1.1149
Support : 1.0725, 1.0635, 1.0318
Outlook : Bearish
INDEKS SAHAM ASIA
Hang Seng: Sinyal bullish nampaknya belum berhasil mendominasi seiring kekhawatiran perlambatan ekonomi China. Meski pejabat berwenang memberi isyarat pemerintah akan mendukung ekonomi, tapi stimulus yang diharapkan belum juga muncul. Waspadai penurunan di bawah 19800 yang berpotensi mematahkan peluang rebound yang seharusnya sudah terjadi. Di sisi lain, kenaikan butuh dorongan di atas 21600, yang berarti cukup berat tanpa dorongan stimulus yang dijanjikan.
Resistance : 20962, 21305, 21779
Support : 20200, 19800, 19218
Outlook : Bearish
NIKKEI: Penurunan di Wall Street juga berdampak pada Nikkei. Dan peluang penurunan masih dominan jika Wall Street tetap negatif. Tapi ada peluang recover jika laporan earnings minggu depan berhasil angkat Wall Street di tengah blackout periode jelang FOMC Mei. Daily menunjukkan penurunan masih ada. Tapi Weekly juga membuka peluang penurunan yang lebih dalam. Selama kenaikan gagal tembus 27300, maka bisa dipastikan bearish yang dominan.
Resistance : 26913, 27243, 27483
Support : 26785, 26452, 25992
Outlook : Bearish
CFD
Dow Jones: Double Top di daily berhasil langsung tembus neckline 34007. Dengan demikian Dow berada dalam tren turun dan potensi target Double Top berada di 32742. Di sisi lain, laporan earnings diharapkan mampu memberikan dorongan yang optimal. Tapi jika kenaikan gagal mengembalikan Dow di atas 34007, maka setelah laporan earnings, Dow berpeluang kembali tertekan seiring kekhawatiran pengetatan moneter agresif yang dilakukan Fed. Ini akan kembali menyeret Pasar Saham AS turun diikuti dengan Asia.
Resistance : 33980, 34286, 34666
Support : 33380, 32900, 32459
Outlook : Bearish
CRUDE OIL: Dark Cloud Cover di Weekly chart dan Bearish Engulfing di Daily. Oil sepertinya butuh waktu untuk kembali ke titik bullishnya. Penurunan diperkirakan masih bisa menekan di bawah 100 kembali, dan 92/94 akan menjadi support yang harus dicermati. Jika tembus, peluang munulnya 86/88 sangat terbuka. Tapi di sisi kenaikan, level 105/107 menjadi resistance yang juga harus diwaspadai. Selama gagal naik di atas 107, maka penurunan akan kembali terjadi seiring melemahnya demand sejak China berlakukan lockdown.
Resistance : 104.63, 107.68, 112.05
Support : 100.44, 95.29, 93.53
Outlook : Bearish
Gubernur Bailey sama sekali tidak isyaratkan rencana kenaikan suku bunga BOE berikutnya. Data Ekonomi minggu depan pun cenderung minim. Teknikal menunjukkan proyeksi penurunan berikutnya mengancam area 1.26. Weekly maupun Daily sama-sama menunjukkan proyeksi 1.2657 – 1.2665. Dan ini akan mudah dicapai tanpa perlawanan. Tapi konsolidasi usd mungkin bisa sedikit membantu pemulihan pound meskipun relatif terbatas. Bullish butuh recover hingga tembus 1.2988. Jika gagal, maka dia akan tetap tertekan
Resistance : 1.2971, 1.3080, 1.3151
Support : 1.2768, 1.2665, 1.2476
Outlook : Bearish
Bearish Engulfing menunjukkan penurunan secara mingguan masih akan dominan dan harus diwaspadai. Sementara Daily juga isyaratkan tekanan masih ada, Support critical bagi strong bearish ada di FR 61.8% Daily 1890.93. Sementara support psikologis 1915/1917 dan 1900 akan menjadi zona pertahanan yang layak dicermati sebelum terjadi tekanan tersebut. Demand kemungkinan muncul di zona tersebut. Sementara kenaikan di atas 1960 diperlukan untuk bullish. Jika berkaca pada FOMC Maret, maka peluang penurunan ini akan dihabiskan hingga mendekati FOMC, sementara saat FOMC memiliki peluang untuk berbalik, terutama jika kondisinya market sudah mengantisipasi kenaikan 50 bps tersebut.
Resistance : 1948.00, 1965.00, 1972.00
Support : 1925.20, 1915.00, 1900
Outlook : Bearish
BOJ kembali menjadi fokus di minggu depan dengan jadwal pertemuan moneter minggu depan. Kebijakan longgar ultra-dovish cenderung melemahkan Yen, dan ini menjadi dilema bagi BOJ yang tidak berharap pelemahan Yen terlampau cepat. Intervensi juga digadang-gadang akan dilakukan setelah mendapat restu dari mitra AS. Jika US Treasury Yield terkoreksi, maka setidaknya USDJPY memiliki peluang untuk turun lebih dulu sehingga intervensi mungkin bisa saja dilakukan. Tapi jika US Treasury Yield tetap naik, maka USDJPY diperkirakan akan tetap naik meski diancam dengan intervensi.
Resistance : 129.00, 131.76, 132.51
Support : 127.75, 124.11, 122.63
Outlook : Bullish
FOREX | LATEST | END OF LAST WEEK | 3-MONTHS AGO | 1-YEAR AGO |
---|---|---|---|---|
GBPUSD | 1.2836 | 1.3072 | 1.3446 | 1.3826 |
EURUSD | 1.0796 | 1.0828 | 1.1233 | 1.2019 |
USDJPY | 128.54 | 125.86 | 115.12 | 109.27 |
AUDUSD | 0.7242 | 0.7416 | 0.7066 | 0.7716 |
COMMODITIES | ||||
XAUUSD | 1932.50 | 1973.30 | 1796.80 | 1768.10 |
CLSCID | 101.70 | 106.47 | 63.46 | 88.12 |
INDEKS SAHAM | ||||
DJI | 33612 | 34386 | 34913 | 33807 |
HSI | 20602 | 21520 | 23818 | 28528 |
NKI | 26825 | 27120 | 27125 | 28830 |
KSP | 354.55 | 353.15 | 357.50 | 421.90 |